Dra. Nurlaela =_= Fisika =_= SMAN 1 Kasokandel * MAN Model Babakan Ciwaringin Cirebon * DTA dan TPQ Al-Muwahhidin Perum Gunungsari Indah Kecamatan Kasokandel – Majalengka 45453

Total Tayangan Halaman

Rabu, 05 Februari 2014

TERCIPTANYA ALAM SEMESTA



Oleh: Dra. NURLAELA
(Guru:  SMAN 1 Kasokandel Majalengka & MAN Model Ciwaringin Cirebon)

Tatkala manusia mulai mengamati gejala alam tentang bumi yang dihuninya, saat ditatap langit diatas sana yang begitu indah bertaburan gemerlapnya bintang-bintang seiring dengan Ilmu pengetahuan  yang membahas tentang terjadinya alam semesta terus berkembang, dengan dibantu alat untuk dapat melihat indahnya alam semesta tersebut sehingga munculah berbagai teori yang membahas alam semesta. Terjadinya alam semesta sebagaimana termaktub  dalam Al-Quran diantaranya Teori Big Bang atau Ledakan Dahsyat. Al-Quran surat Al-Hadiid ayat: 4: ”Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. Penjelasan terciptanya alam semesta dalam enam masa seperti
tersebut ditafsirkan dengan banyak pengertian. Menurut Dr. T. Jamaludin (menuju akal dan wahyu yang sepadu,  2008) membagi enam masa sesuai yang tertera  dalam surat An-Naazi’aat: 27-33, periode masa penciptaan langit dan bumi yaitu sebagai berikut :


1).  Masa I : Penciptaan langit pertama kali ( ayat 27)
Pembentukan langit berasal dari ledakan besar atau dikenal dengan teori big bang (terjadi 13,7 milyar tahun yang lalu ), pembuktian secara ilmiahnya adalah terdapat gelombang mikrokosmik di angkasa dan terdapat pula pada meteorit, ledakan ini  menghasilkan gas hydrogen dalam bentuk awan debu (dukhon) terkondensasi dan berputar memadat, hasil reaksi intinya berupa  gas helium dan radiasi sinar infra merah,  sesuai dengan persamaan     E = mc2  besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan masa atom hidrogen  yang berubah, kemudian terbentuk angin bintang dari kedua kutub dukhon, menyebar dan menyapu bagian pinggir debu yang mengelilinginya, terbentuklah galaksi (bahan penyusunnya bintang-bintang dan gas) menghasilkan strukturberupa lembaran (filamen) dan rongga (void).
Bukti penting lain bagi Teori Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium dialam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis, konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
2).   Masa II: Pengembangan dan penyempurnaan (ayat 28)
Terdapat istilah meninggikan bangunan dan menyempurnakan. Keseimbangan dan kesempurnaan ciptaan Allah SWT, wajib kita imani karena akan menambah pengakuan kita akan kebesaran-Nya. Sesuai denga firman Allah: ”Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”. (QS. Al-Mulk, 67:3).
Pendapat Harun Yahya (Ilmu Astronomi mengatakan: alam semesta itu diciptakan): ”Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan secara ilmu fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam Al-Quran 14 abad lampau: ”Dia Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101).
Ilmu fisika berkembang pesat dari teori yang dianut pada abad 19 yang menyatakan bahwa alam ini hanyalah sekumpulan materi sudah ada  dan selamanya ada sebagai pandangan paham materialistic, namun hal ini sangat bertentangan dengan Al-Quran karena banyak ayat-ayat didalamnya menyatakan bahwa Dia-lah  yang maha memiliki apa-apa yang dilangit dan dibumi serta diantara keduanya (langit-bumi).
Pembuktian  kebenaran sempurnanya ciptaan Allah SWT  tentang konsep adanya alam semesta terus dilakukan para ahli fisika, penemuan alat teknologi untuk mengamati benda-benda langit (tahun 1929), di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini ”bergerak menjauhi" kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah.
Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita.
Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus "mengembang".
Alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang.
Sebenarnya (masih menurut Harun Yahya), fakta ini secara teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad 20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Dikemudianhari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai 'kesalahan terbesar dalam karirnya'.

Sifat kasih sayang Allah SWT kepada manusia yang khusus diciptakan sebagai Khalifah dibumi (QS.Al-Baqoroh: 30) artinya kemampuan manusia telah melebihi mahluk lain  yang diberi wewenang untuk dapat melintasi dan mengkaji  alam semesta, demikian juga mahluk jin  turut diberi kesempatan  dalam meneliti alam ini, demikian firman  Allah dalam QS Ar-Rahmaan ayat ke-33: Tidaklah jin dan manusia akan mampu melintasi  langit dan bumi kecuali dengan kekuatan.   Makna kekuatan disini dapat diartikan yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi  yang disertai rasa iman dan keihlasan dalam beribadah kepada-Nya

Mengembangnya Alam Semesta
Apa arti dari mengembangnya alam semesta? Hal ini berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak hingga'. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini. (Harun Yahya: Penciptaan Alam Semesta).
volume nol' merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat. Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah SWT.
Namun manusia terkadang mengingkari fakta  bahwa keteraturan alam menunjukkan adanya Keesaan Allah yang Maha Berkuasa dan Maha Berkehendak atas tiap-tiap sesuatu sehingga banyak manusia menjadi kafir (mengingkari kebenaran), akhirnya manusia menjadi tidak taat, enggan memikirkan sunnatullah.
Diantara para astronom yang mengingkari teori big bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga seperti: Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis, Sir Fred Hoyle (Astronom Inggris).
Namun Banyak  astronom  yang mendukung teori big bang (pada tahun 1948), Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang radiasi ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

3).  Masa III : Pembentukan Tata Surya (ayat 29)
Dijadikannya matahari sebagai sumber cahaya di bumi maka terdapat pertukaran malam dan siang karena sifat rotasi bumi. Seperti halnya matahari  semua unsur yang ada di bumi berasal dari reaksi nuklir inti besi, sedangkan bulan tidak mempunyai inti besi, unsur kimia di bulan mirip dengan kerak bumi artinya dapat disimpulkan bulan terbentuk akibat adanya lontaran dari bumi saat bumi bertumbukkan dengan  dengan benda angkasa.

4).  Masa IV : Awal mula daratan bumi (ayat 30)
Penghamparan dimaksud adalah terbentuknya superkontinen pangea, dalam surat Fushshilat ayat 9: Katakanlah: ”Susungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu dalah Rob semesta alam”.


5)   Masa V : Pengiriman air ke bumi melalui komet (ayat 31)
”Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya”. Awal terbentuknya bumi belum terdapat air dan atmosfer bumi masih tipis, diperkirakan  dari komet saat menumbuk bumi. Unsur hidrogen dari komet bereaksi dengan unsur di bumi dan membentuk uap air  dalam bentuk hujan yang pertama turun, sebagai bukti air berasal dari komet adalah perbandingan (rasio) Deuterium  dan Hidrogen air laut sama dengan yang terdapat pada komet. Dalam Al-Quran dijelaskan juga bahwa segala mahluk hidup berasal dari air, kehidupan pertama  berupa tumbuhan bersel satu tumbuh didalam air.

6)   Masa VI :  Proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia (ayat : 32-33)
”Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh”. Semua itu untuk kesenangnmu dan untuk binatang ternakmu. Penciptaan gunung-gunung sebagai pasak (tiang penyangga) di bumi, berbagai kandungan mineral terdapat di gunung dalam ayat ke-10 dari surat Fushshilat: ”Dan Dia menciptakan dibumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan kadarnya makana-makan (penghuni) nya dalam empat masa (penjelasan itu sebagai jawaban) orang-orang bertanya”. Selain teori dalam ilmu astronomi, berbagai disiplin ilmu pengetahuan lainnya yang diaplikasikan dalam temuan teknologi serta kemanfaatannya membuktikan betapa luasnya Ilmu Allah, betapa sempurnanya segala bentuk kehendak dan kekuasaan Allah, lalu  apakah kita masih terus menerus menyangkal keberadaan Allah SWT?! Pembuktian yang bagaimana lagi agar kita yakin mengakui luasnya kerajaan Allah, sebagai orang yang beriman (beragama) hanya bisa dan selalu berdzikir seperti doa kaum ulil albaab  (selalu memikirkan kesempurnaan mahluk yang diciptakan), dinyatakan Allah SWT dalam surat Ali Imrom ayat 191: ” ... Robbana maa kholaqta hadzaa baathilan subhaanaka faqinaa adzaabannaar (Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka)”. Amiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar