Oleh: Dra. NURLAELA
(Guru: SMAN 1 Kasokandel Majalengka & MAN Model
Ciwaringin Cirebon)
Tatkala manusia
mulai mengamati gejala alam tentang bumi yang dihuninya, saat ditatap langit diatas
sana yang begitu indah bertaburan gemerlapnya bintang-bintang seiring dengan Ilmu
pengetahuan yang membahas tentang
terjadinya alam semesta terus berkembang, dengan dibantu alat untuk dapat
melihat indahnya alam semesta tersebut sehingga munculah berbagai teori yang membahas
alam semesta. Terjadinya alam semesta sebagaimana termaktub dalam Al-Quran diantaranya Teori Big Bang atau
Ledakan Dahsyat. Al-Quran surat Al-Hadiid ayat: 4: ”Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian
Dia bersemayam di atas `Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan
apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik
kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan”. Penjelasan terciptanya alam semesta dalam enam
masa seperti
tersebut
ditafsirkan dengan banyak pengertian. Menurut Dr. T. Jamaludin (menuju akal dan
wahyu yang sepadu, 2008) membagi enam
masa sesuai yang tertera dalam surat An-Naazi’aat:
27-33, periode masa penciptaan langit dan bumi yaitu sebagai berikut :
1). Masa I : Penciptaan langit pertama kali (
ayat 27)
Pembentukan langit berasal dari ledakan
besar atau dikenal dengan teori big bang (terjadi 13,7 milyar tahun yang lalu
), pembuktian secara ilmiahnya adalah terdapat gelombang mikrokosmik di angkasa
dan terdapat pula pada meteorit, ledakan ini
menghasilkan gas hydrogen dalam bentuk awan debu (dukhon) terkondensasi
dan berputar memadat, hasil reaksi intinya berupa gas helium dan radiasi sinar infra
merah, sesuai dengan persamaan E = mc2 besarnya energi yang dipancarkan sebanding
dengan masa atom hidrogen yang berubah,
kemudian terbentuk angin bintang dari kedua kutub dukhon, menyebar dan menyapu
bagian pinggir debu yang mengelilinginya, terbentuklah galaksi (bahan
penyusunnya bintang-bintang dan gas) menghasilkan strukturberupa lembaran
(filamen) dan rongga (void).
Bukti penting lain bagi Teori Big Bang
adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian,
diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium dialam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis, konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa
Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak
dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
2). Masa
II: Pengembangan dan penyempurnaan (ayat 28)
Terdapat istilah meninggikan bangunan
dan menyempurnakan. Keseimbangan dan kesempurnaan ciptaan Allah SWT, wajib kita
imani karena akan menambah pengakuan kita akan kebesaran-Nya. Sesuai denga
firman Allah: ”Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang?”. (QS. Al-Mulk, 67:3).
Pendapat Harun Yahya (Ilmu Astronomi
mengatakan: alam semesta itu diciptakan): ”Fakta bahwa alam ini diciptakan,
yang baru ditemukan secara ilmu fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan
dalam Al-Quran 14 abad lampau: ”Dia Pencipta langit dan bumi" (QS.
Al-An'aam, 6: 101).
Ilmu fisika berkembang pesat dari teori
yang dianut pada abad 19 yang menyatakan bahwa alam ini hanyalah sekumpulan
materi sudah ada dan selamanya ada
sebagai pandangan paham materialistic, namun hal ini sangat bertentangan dengan
Al-Quran karena banyak ayat-ayat didalamnya menyatakan bahwa Dia-lah yang maha memiliki apa-apa yang dilangit dan
dibumi serta diantara keduanya (langit-bumi).
Pembuktian kebenaran sempurnanya ciptaan Allah SWT tentang konsep adanya alam semesta terus
dilakukan para ahli fisika, penemuan alat teknologi untuk mengamati benda-benda
langit (tahun 1929), di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi
Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah
astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia
menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini
berarti bahwa bintang-bintang ini ”bergerak menjauhi" kita. Sebab, menurut
hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak
mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat
cenderung ke warna merah.
Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya
dari bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang
ini terus-menerus bergerak menjauhi kita.
Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat
penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita,
tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari
suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain
adalah bahwa ia terus-menerus "mengembang".
Alam semesta dapat diumpamakan sebagai
permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan
balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda
di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta
terus mengembang.
Sebenarnya (masih menurut Harun Yahya),
fakta ini secara teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang
diakui sebagai ilmuwan terbesar abad 20, berdasarkan perhitungan yang ia buat
dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis.
Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan
model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Dikemudianhari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai 'kesalahan
terbesar dalam karirnya'.
Sifat kasih sayang Allah SWT kepada
manusia yang khusus diciptakan sebagai Khalifah dibumi (QS.Al-Baqoroh: 30)
artinya kemampuan manusia telah melebihi mahluk lain yang diberi wewenang untuk dapat melintasi
dan mengkaji alam semesta, demikian juga
mahluk jin turut diberi kesempatan dalam meneliti alam ini, demikian firman Allah dalam QS Ar-Rahmaan ayat ke-33:
Tidaklah jin dan manusia akan mampu melintasi
langit dan bumi kecuali dengan kekuatan. Makna kekuatan disini dapat diartikan yaitu
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
disertai rasa iman dan keihlasan dalam beribadah kepada-Nya
Mengembangnya
Alam Semesta
Apa arti dari mengembangnya alam
semesta? Hal ini berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa
lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan
menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah
memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak hingga'. Alam semesta telah terbentuk
melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini. (Harun Yahya: Penciptaan Alam
Semesta).
volume nol' merupakan pernyataan
teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat
mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia,
hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah
titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul
menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan
teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik
terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa
dengan sempurna tanpa cacat. Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam
semesta telah 'diciptakan dari
ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah SWT.
Namun manusia terkadang mengingkari
fakta bahwa keteraturan alam menunjukkan
adanya Keesaan Allah yang Maha Berkuasa dan Maha Berkehendak atas tiap-tiap
sesuatu sehingga banyak manusia menjadi kafir (mengingkari kebenaran), akhirnya
manusia menjadi tidak taat, enggan memikirkan sunnatullah.
Diantara para astronom yang mengingkari
teori big bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga seperti:
Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis, Sir Fred Hoyle (Astronom
Inggris).
Namun Banyak astronom
yang mendukung teori big bang (pada tahun 1948), Gerge Gamov muncul
dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan
alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh
ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar
merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada
akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan
Robert Wilson menemukan gelombang radiasi ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang
disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber
tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah,
diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal
peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan
mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan
satelit Cosmic Background Explorer COBE ke ruang angkasa untuk melakukan
penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk
membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan
raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai
penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas
membuktikan teori Big Bang.
3). Masa III : Pembentukan Tata Surya (ayat 29)
Dijadikannya matahari sebagai sumber
cahaya di bumi maka terdapat pertukaran malam dan siang karena sifat rotasi
bumi. Seperti halnya matahari semua
unsur yang ada di bumi berasal dari reaksi nuklir inti besi, sedangkan bulan
tidak mempunyai inti besi, unsur kimia di bulan mirip dengan kerak bumi artinya
dapat disimpulkan bulan terbentuk akibat adanya lontaran dari bumi saat bumi
bertumbukkan dengan dengan benda angkasa.
4). Masa IV : Awal mula daratan bumi (ayat 30)
Penghamparan dimaksud adalah
terbentuknya superkontinen pangea, dalam surat Fushshilat ayat 9: Katakanlah: ”Susungguhnya
patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan
sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu dalah Rob semesta alam”.
5) Masa V : Pengiriman air ke bumi melalui komet
(ayat 31)
”Ia memancarkan daripadanya mata airnya
dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya”. Awal terbentuknya bumi belum terdapat
air dan atmosfer bumi masih tipis, diperkirakan
dari komet saat menumbuk bumi. Unsur hidrogen dari komet bereaksi dengan
unsur di bumi dan membentuk uap air
dalam bentuk hujan yang pertama turun, sebagai bukti air berasal dari
komet adalah perbandingan (rasio) Deuterium
dan Hidrogen air laut sama dengan yang terdapat pada komet. Dalam Al-Quran
dijelaskan juga bahwa segala mahluk hidup berasal dari air, kehidupan
pertama berupa tumbuhan bersel satu
tumbuh didalam air.
6) Masa VI
: Proses geologis serta lahirnya
hewan dan manusia (ayat : 32-33)
”Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya
dengan teguh”. Semua itu untuk kesenangnmu dan untuk binatang ternakmu.
Penciptaan gunung-gunung sebagai pasak (tiang penyangga) di bumi, berbagai
kandungan mineral terdapat di gunung dalam ayat ke-10 dari surat Fushshilat: ”Dan
Dia menciptakan dibumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan kadarnya makana-makan (penghuni) nya dalam
empat masa (penjelasan itu sebagai jawaban) orang-orang bertanya”. Selain teori
dalam ilmu astronomi, berbagai disiplin ilmu pengetahuan lainnya yang diaplikasikan
dalam temuan teknologi serta kemanfaatannya membuktikan betapa luasnya Ilmu
Allah, betapa sempurnanya segala bentuk kehendak dan kekuasaan Allah, lalu apakah kita masih terus menerus menyangkal
keberadaan Allah SWT?! Pembuktian yang bagaimana lagi agar kita yakin mengakui
luasnya kerajaan Allah, sebagai orang yang beriman (beragama) hanya bisa dan
selalu berdzikir seperti doa kaum ulil albaab
(selalu memikirkan kesempurnaan mahluk yang diciptakan), dinyatakan
Allah SWT dalam surat Ali Imrom ayat 191: ” ... Robbana maa kholaqta hadzaa baathilan
subhaanaka faqinaa adzaabannaar (Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka)”.
Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar